Minggu, 13 April 2008
Langganan:
Postingan (Atom)
IKHLASKAN'LAH DIRI ANDA UNTUK MENIRU KEBERHASILAN ORANG LAIN, DAN TUNGGU APA YANG TERJADI...(Mario Teguh)
By admin | March 17, 2008
Dalam kajian Coser, Kadushin, dan Powell (1982) ditemukan bahwa pekerjaan sebagai editor dianggap kedudukan yang paling tinggi dalam dunia penerbitan. Sembilan puluh persen dari editor yang diselidiki oleh mereka juga tidak mempunyai cita-cita awal menjadi editor. Nah lho!
Mengapa sih perlu ada makhluk yang bernama editor dan sampai-sampai ada orang yang akhirnya menetapkan jalan hidupnya sebagai editor? Secara logika jika melihat perkembangan penerbitan buku di dunia, termasuk di
Seorang copyeditor sebenarnya hanya melakukan pekerjaan standar editorial. Dalam “kasta” editor sebagai jenjang karier, ia termasuk yang paling rendah atau setingkat dengan staf editor jenis lainnya. Namun, ia menjadi garda depan dalam tugas editorial sebagai pembaca dan penilai awal naskah. Dua kegiatan besar yang dilakukan dalam proses copyediting adalah baca pertama (first editing) dan editing mekanik (mechanical editing).
Baca Pertama
Baca pertama dilakukan pada naskah (hardcopy) untuk menilai kekuatan ataupun kelemahan naskah. Pada proses baca pertama, seorang copyeditor dapat mem¬bubuhkan tanda-tanda koreksi maupun tanda tanya untuk mengoreksi naskah. Pada tahap ini pula seorang copyeditor dapat memeriksa kelengkapan naskah, teknik penyajian, dan kesesuaian naskah dengan
Proses baca pertama ini penting dan tidak boleh dilewatkan untuk dapat menakar kualitas naskah. Yang perlu dipahami bahwa saat baca pertama, seorang copyeditor jangan terlalu berkonsentrasi mencari kesalahan naskah (seperti EYD, kalimat, ataupun kebenaran fakta). Namun, yang dilakukan adalah proses memaknai naskah. Jika digambarkan dengan segitiga, prosesnya: baca pertama-pahami-maknai. Jadi, seorang copyeditor harus dapat menemukan ‘benang merah” dari naskah. Seutas “benang merah” naskah dapat ditemukan apabila naskah tersebut dapat menjawab pertanyaan berikut ini:
1. Apakah isi naskah sesuai dengan visi dan misi penerbit?
2. Apakah naskah memenuhi syarat penampilan fisik yang ditetapkan penerbit?
3. Apakah naskah memiliki kelengkapan anatomi naskah?
4. Apakah naskah menyajikan topik menarik (unik, belum pernah dibahas, lebih lengkap, kontroversi, dsb.)?
5. Apakah pola penulisan naskah sudah sesuai dengan
6. Apakah bahasa yang digunakan pada naskah sudah sesuai dengan kaidah bahasa yang standar?
7. Apakah maksud atau pesan penulis/pengarang akan mudah tertangkap oleh pembaca?
Editing Mekanik
Editing mekanik adalah proses selanjutnya setelah naskah dinyatakan layak lewat proses baca pertama. Disebut mekanik karena editing dilakukan secara manual oleh para copyeditor dengan cara membubuhkan tanda-tanda koreksi ke dalam naskah cetak coba atau pruf (naskah yang sudah diset dan dilayout selayaknya halaman buku). Secara standar editing mekanik ini dilakukan dengan dua sampai tiga kali editing pruf.
Untuk kerja ini copyeditor dianjurkan menggunakan bolpoin berwarna cerah, kertas post-it untuk menempelkan perbaikan kalimat atau paragraf, spidol pewarna (stabillo) untuk menandai kata atau kalimat khusus, dan tanda-tanda koreksi yang disepakati atau telah menjadi
Dalam proses editing mekanik inilah seorang copyeditor menjaga betul 7 aspek editing yang terkenal itu: 1) keterbacaan dan kejelasan; 2) konsistensi; 3) kebenaran bahasa; 4)
Hasil editing mekanik berupa pruf terkoreksi harus disimpan dengan baik oleh copyeditor sampai pruf terbit menjadi buku dan sudah dipastikan aman. Ingat, penghilangan naskah baik sengaja maupun tidak sengaja oleh editor dianggap pelanggaran kode etik editing, termasuk penghilangan bukti editing pruf. Hasil editing tersebut nantinya dapat dijadikan bahan penyelidikan apabila dilakukan penelusuran terhadap kekeliruan di dalam buku. Pruf terkoreksi menjadi bukti dan fakta nyata apabila ditemukan kekeliruan pada buku yang mungkin disebabkan oleh keteledoran editor, keteledoran layouter/desainer, atau keteledoran petugas pracetak dan percetakan.
***
Prinsip yang harus dipegang teguh oleh seorang copyeditor adalah 4C, yaitu kejelasan (clarity), keterkaitan (coherency), ketaatasasan (concistency), dan kebenaran (correctness). Jadi, perlakukan naskah sebagaimana mestinya dengan tujuan menjadikan naskah tersebut benar-benar dapat dibaca, dipahami, dan menggerakkan pikiran pembacanya. Alhasil, pekerjaan seorang copyeditor tidak bisa dianggap remeh dengan alasan waktu ataupun naskah ditulis oleh seorang penulis/pengarang terkenal. Seorang copyeditor harus benar-benar profesional dengan melakukan persiapan matang dalam editing naskah.
Demikianlah meskipun bidang profesinya tidak terkenal, sulit sebenarnya menjadi seorang copyeditor yang baik dan benar alias piawai. Copyeditor harus tidak melewatkan kesempatan mengedit naskah sebagai ujian kemampuan bagi jam terbangnya. Semoga tulisan ini sedikit banyaknya bisa membagi pencerahan itu.
Posting : By andy